Saturday, August 27, 2011

Minyak Atsiri sebagai Campuran Umpan Pancing Ikan

Kali ini saya membuat judul postingan yang boleh di bilang agak aneh.Meski nantinya blog ini terkesan ‘campursari’,tapi menurut saya tidak ada salahnya untuk membuat semacam artikel resep/tips berdasarkan cerita pengalaman pribadi.
Pada awalnya, ada seorang bapak yang rutin membeli minyak nilam ke pabrik penyulingan minyak nilam yang saya kelola di kota garut.Secara rutin Dia membeli minyak nilam dengan volume 1 Kg tiap 2 minggu sekali.Bahkan kesininya dia mulai pesan minyak atsiri jenis lain seperti minyak Sereh wangi (Citronella oil),minyak Sirih (Piper Bettle oil)dan minyak Akar wangi (vertiver oil).
Singkat cerita, karena seringnya dia membeli minyak, saya jadi tahu kalau ternyata bapak tersebut ternyata seorang penjual alat pancing dan umpan ikan.Dia cerita bahwa minyak atsiri yang dia beli itu kemudian di jual dengan kemasan botol ukuran 5 – 10 cc. Menurutnya, pembeli minyak dalam kemasan botol tadi banyak dipesan oleh pemancing ikan dari daerah sekitar garut ,bahkan ada juga yang pesan dari daerah bandung serta sukabumi.Mereka menambahkan minyak tersebut pada umpan racikan mereka dengan dosis tertentu.
Sebagai orang yang awam di dunia pemancingan ikan, aku sendiri tidak tahu apa betul mencampurkan minyak atsiri tertentu dengan adonan umpan ikan bisa membuat umpan ikan tersebut menjadi jitu?..Penasaran dengan hal ini, pada suatu kesempatan ketika saya berkunjung ke rumah saudara di sukabumi, saya membawa minyak nilam untuk di berikan kepada saudaraku yang hobi mancing ikan di kolam pemancingan. Beberapa waktu kemudian ternyata saudaraku itu minta minyak lagi karena katanya setelah memakai minyak nilam tersebut dia menjadi sering dapat ikan meski tergantung jenis airnya (wah..aku gak ngerti deh dengan pengaruh air kolam ini juga).Yang saya tahu bahwa minyak nilam bersifat fiksatif yaitu mengikat wangi-wangian sehingga wangi-wangian seperti wangi perfume akan lebih lama menempel.Itulah mengapa minyak nilam digunakan sebagai bahan campuran parfume.
Akhir kata, mengenai resep umpan ikan ini saya serahkan kepada para pemancing mania......

Thursday, August 25, 2011

Minyak Atsiri : Teknologi Budidaya Atsiri

Melengkapi postingan Minyak Atsiri:Pendahuluan,Pada era globalisasi saat ini, dituntut kemampuan untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing. Teknologi yang efisien dan ramah lingkungan sangat diperlukan. Oleh sebab itu program penelitian lebih diarahkan kepada upaya mendapatkan varietas unggul dengan produktivitas tinggi yang tahan penyakit dan teknologi budidaya yang berbasis ekologi ramah lingkungan.
1. Kesesuaian Lingkungan
Melalui studi kesesuaian lingkungan, Balai Penelitian Tanaman obat dan aromatik (Balitro) telah memetakan beberapa komoditas seperti nilam, cengkeh, pala,ksyu manis,kapolaga dan sebagainya yang menguraikan wilayah wilayah yang sesuai untuk pengembangan suatu tanaman. Pemetaan diperlukan karena salah satu sebab rendahnya produktivitas tanaman adalah pengembangannya yang tidak di lokasi yang sesuai dengan persyaratan tumbuh. Peta kesesuaian yang dan iklim yang telah dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menentukan teknologi yang diperlukan mulai dari bahan tanam, kebutuhan pupuk, pola tanam hingga panen dalam suatu wilayah.
Tabel Persyaratan Tumbuh tanaman Atsiri:
2. Tindakan Agronomis
Tindakan agronomis diperlukan atas dasar evaluasi lahan. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian adalah kondisi kesuburan tanah baik sifat fisik, kimia dan biologi serta iklim. Sifat fisik terutama drainase dan tekstur tanah.Untuk lokasi yang tergenang dan tekstur liat dibutuhkan pembuatan saluran air (drainese). Tanah dengan kandungan N,P dan K yang rendah perlu pemupukan terutama pupuk kandang. Sementara tanah yang asam perlu pengapuran.
Pengembangan pola tanam campuran dan sistim rotasi atau campuran berpeluang untuk mereduksi populasi pathogen dalam tanah.Rotasi dapat memutuskan siklus hidup pathogen, meningkatkan populasi agen pengendali hayati dan tanah dapat bersifat suppressive terhadap patoge.
Tindakan konservasi seperti penggunaan mulsa dan pengairan diperlukan terutama untuk daerah yang beriklim kering. Pengendalian gulma diperlukan pada stadia awal pertumbuhan. Pengendalian gulma diperlukan untuk menghindari kemungkinan adanya sumber atau inang penyakit. Khusus untuk tanaman atsiri semusim, diperlukan teknik pergiliran tanaman/rotasi dengan tanaman lain sehingga dapat memutus siklus OPT (organisme pengganggu tanaman).Penggunaan tanaman yang bersifat repellent (pengusir serangga) seperti serai wangi terbukti efektif untuk menekan serangan OPT pada tanaman perkebunan.
3.Penggunaan bahan organik
Bahan organik merupakan komponen penting dalam budidaya tanaman karena memperbaiki sifat biologi, kimia dan fisik tanah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang sekam,limbah daun cengkeh,kotoran sapi dan kotoran kambing merupakan bahan organik yang dapat digunakan dalam budidaya tanaman atsiri. Begitu pula dengan limbah sisa hasil penyulingan tanaman atsiri seperti limbah nilam dan serai wangi, setelah diolah menjadi kompos.
Untuk menentukan berapa pupuk organik yang diperlukan sebaiknya tanah di analisa terlebih dahulu.Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi tidak perlu diberikan pupuk kandang dengan dosis tinggi. Pada tanaman yang dipanen batang dan daun seperti nilam, umumnya hara yang terangkut cukup tinggi sehingga dosis pupuk organik yang diberikan dalam sistim pertanian organik relatif tinggi yaitu antara 10 – 20 ton/Ha.
4.Agen Pengendali Hayati dan Pestisida Hayati
Salah satu faktor pembatas produksi dalam bidang pertanian adalah hama tanaman.Beberapa jenis pestisida nabati cukup efektif terhadap beberapa jenis hama, diantaranya mimba, biji bengkuang,akar tuba,abu serai dapur,kayu manis,minyak atsiri selasih dan brotowali (Kardinan, 2009) serta pestisida nabati berbahan aktif minyak cengkeh, kayu manis dan serai wangi (Djazuli dan Sukamto,2008).
Selain pestisida nabati,penggunaan agensia hayati (mikroba)yang bersifat antagonis terhadap patogen penyebab penyakit perlu menjadi perhatian. Agensia pengendali hayati adalah grup mikroorganisme yang digunakan untuk pengendalian penyakit tanaman secara biologi(Meisak,2010).
Secara keseluruhan,pada teknologi budidaya yang ramah lingkungan, aspek lingkungan dan kesehatan menjadi faktor utama. Untukmendapatkan produksi dan mutu atsiri yang tinggi,teknologi mulai dari perbanyakan bahan tanaman hingga pemanenan harus sesuai SOP (Standard Operational Procedure) dan bertitik tolakkepada kondisi lahan, seperti pemilihan lokasi yang sesuai,teknologi pemupukan dengan pupuk organik, penanaman sesuai anjuran seperti bibit yang sehat dan varietas unggul,pemeliharaan serta panen tepat waktu dan tepat umur.

Sunday, August 21, 2011

Minyak Atsiri :Pendahuluan



Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil minyak atsiri dunia yang cukup berperan hingga saat ini. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri meliputi sekitar 200 species (Ketaren,1985) dimana 40 species diantaranya terdapat di Indonesia (Rusli dan Hobir,1990). Tanaman penghasil minyak atsiri terdiri dari tanaman berupa pohon seperti kenanga, pala, cengkeh, kayu manis,masoi, cendana, kayu putih dan lain lain, sedangkan yang berupa perdu adalah nilam, serehwangi, akar wangi,kapolaga,kemukus, jahe, ketumbar, mawar dan melati. 
Jenis minyak atsiri yang telah diproduksi dan beredar di pasar dunia mencapai 70 – 80 macam, 15 macam diantaranya berasal dari Indonesia (NAFED, 1993). Minyak atsiri/Essence Oil diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan uap dari daun, batang, kayu atau kulit batang, bunga dan biji tanaman.Minyak atsiri ini digunakan dalam industri parfum, kosmetik, makanan, minuman dan obat-obatan.
Sebagai penghasil minyak atsiri yang cukup besar di dunia, Indonesia harus mempertahankan keberadaannya dan mengikuti pola perkembangan kebutuhan hidup manusia umumnya.Khususnya di era globalisasi yang mana kebutuhan akan pola hidup yang sehat merupakan suatu keharusan.
Adanya peningkatan jumlah penduduk menjadikan kebutuhan akan sandang, papan dan pangan semakin meningkat pula. Hal ini menyebabkan penggunaan lahan menjadi semakin tidak terkendali. Lahan terancam rusak dan tidak subur lagi yang pada akhirnya diperlukan teknologi yang mampu memecahkan masalah tersebut. Penggunaan bahan kimia yang mampu meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman ternyata mengakibatkan pola hidup yang tidak sehat.
Adanya pengaruh buruk penggunaan bahan kimia terhadap lingkungan dan manusia mendorong upaya untuk melakukan penyelamatan agar kondisi buruk tidak terus berlanjut, yaitu melalui penerapan teknologi konservasi tanah dan penanaman tanaman dengan sistim organik yang pada prinsipnya merupakan teknologi budidaya yang ramah lingkungan.
Konservasi tanah merupakan salah satu bagian penting dari budidaya pertanian yang sering terabaikan. Padahal tanpa tindakan konservasi tanah, produktivitas lahan yang tinggi dan usaha di bidang pertanian tidak terjamin akan berlangsung secara berkelanjutan. saat ini tindakan konservasi yang lebih diutamakan lebih diarahkan kepada lereng lereng perbukitan.
Kegiatan industri minyak atsiri dapat berperan di sini, dimana dengan melakukan penanaman tanaman minyak atsiri di lereng lereng tersebut dapat mencegah bencana longsor.Beberapa teknik konservasi yang dapat diterapkan untuk atsiri adalah dengan sistim pola tanam, yaitu pengolahan tanah dengan sistim guludan/penterasan dan pembuatan saluran drainase.
Selain konservasi lahan, masyarakat juga telah memahami pentingnya arti kesehatan yang senantiasa menghendaki produk pertanian yang berkualitas seperti pertanian organik. Pertanian organik adalah cara bertani yang mengandalkan bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia sintetis seperti pupuk dan pestisida serta benih hasil rekayasa genetika. Hal ini seharusnya dapat di terapkan dengan baik mengingat nenek moyang kita telah menerapkannya secara temurun yang merupakan kearifan local atau pengetahuan asli masyarakat seperti halnya penggunaan akar tuba untuk menangkap ikan dan mengendalikan hama, air tembakau untuk membunuh lintah, daun suren untuk menghalau hama walang sangit dan lainnya. Kearifan local ini mulai menghilang seiring masuknya bahan kimia pestisida ke Indonesia.
Bersambung…..
Sumber: Konferensi Nasional Minyak Atsiri Oktober 2010 di Bandung,Rosihan Rosman,O Trisilawati, M Djazuli (Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik)

Sunday, August 7, 2011

Bekisting Horisontal:Gambar Metode Kerja Multiplex

Melanjutkan materi sebelumnya yaitu bekisting horisontal,Hal paling mendasar dalam pemasangan bekisting adalah bagaimana cara memasang dan menyusun scaffolding & bekisting dengan baik, sehingga syarat kekuatan,stabilitas serta ekonomis bisa tercapai.Usahakan sebelum menghitung kebutuhan material bekisting, setelah melalui tahapan perhitungan kekuatan dari masing-masing material bekisting (plywood,secondary timber/balok pembagi,main beam/timber serta scaffolding),kita plotkan terlebih dahulu  gambar susunan bekisting pada software gambar yang memiliki keakuratan tinggi seperti Autocad,sehingga kebutuhan material penyusun bekisting seperti bekisting horisontal yang mempunyai volume besar pada sebuah proyek nantinya dapat diestimasi dengan baik. Kemudian buatkan sebuah konfigurasi susunan scaffolding dan bekisting berdasarkan data spesifikasi material (pihak rental atau subkon pasti memilikinya).Selain  untuk estimasi, hal ini juga untuk menghindarkan kesulitan pemasangan dilapangan.
Berikut ini gambar dari metode pemasangan bekisting balok dan lantai  (maaf tidak terlalu detail):






Perlu diperhatikan bahwa konfigurasi main beam arah panjang Scaffolding 180 cm (girder GT-24) seperti pada gambar di atas adalah untuk ketebalan slab sampai 30 cm.Artinya untuk ketebalan lantai yang lebih dari 30 cm seperti Drop Panel yang umumnya mempunyai ketebalan minimal 50 cm maka jarak kaki scaffolding harus dipendekan lagi menjadi 90 cm, atau tergantung kepada hasil perhitungan kekuatan main beam (bisa girder atau balok kayu 8/15) serta kapasitas dari scaffoldingnya.Untuk dimensi Balok, saya belum bisa menampilkan batasannya, mengingat kompleknya data balok yang ukuran lebar x tingginya sangat beragam.
Sekian dahulu postingan kali ini, semoga bermanfaat.    


BEKISTING HORISONTAL: Tabel Bekisting Slab

Kualitas bentuk hasil cor beton ditentukan oleh kualitas dari bekistingnya. Pemilihan tebal plywood, bahan dari secondary beam dan main...